Kamis, 08 Januari 2009

RENUNGAN MAULID, (ABDULLAH + AMINAH) = MUHAMMAD SAW

“Lan ngajak-ajak ngestokake parentahing Allah kelawan keparenging Allah. Lan minangka obor kang madhangi ana dalaning Allah” (QS. Al Ahzab: 46)

Petikan ayat di atas memiliki arti kurang lebih “Dan atas ijin Allah Muhammad mengajak manusia untuk melaksanakan perintah-Nya. Sehingga Muhammad layaknya obor (penerang) yang menerangi manusia menuju ke jalan Allah”.
Sebagai umat Islam kita layak bersyukur atas kehadiran Rasulullah Muhammad SAW. Sebab, seperti yang telah tertulis dalam ayat di atas, Rasul mengajak dan membimbing umatnya ke jalan yang dikehendaki Allah ta’ala. Sebuah kesadaran luar biasa telah membangkitkan Muhammad SAW sehingga ditunjuk oleh Allah sebagai panutan umat manusia.
Kita perlu buka lembaran sejarah kelahiran fisik Muhammad SAW sebagai upaya untuk mempertebal derajat keimanan kita sekaligus sebagai cermin bagi kita bahwasanya segala sesuatu di muka bumi ini hanyalah milik Allah, tiada kekuatan lain selain Allah.
Muhammad SAW lahir dari sebuah keluarga miskin tetapi dari keturunan yang mulia. Rasulullah SAW pernah bersabda “Sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah dari putra Ismail, memilih Qureisy dari Kinanah, memilih Bani Hasyim dari Qureisy dan memilih diriku dari Bani Hasyim” (Ghazali:2003).
Ayahnya bernama Abdullah, seorang putra penguasa Mekkah bernama Abdul Mutholib yang tidak menurunkan kekuasaan ke anak-cucunya karena posisi pesaing yang semakin menguat. Abdullah adalah anak bungsu kesayangan ayahnya. Pada usia yang relatif muda Abdullah dinikahkan dengan Aminah binti Wahb, setelah prosesi pernikahan pasangan muda ini dilepas untuk mencari penghidupan sendiri. Dalam keadaan pengantin baru, Abdullah meninggalkan keluarganya untuk merantau mencari rizki.
Sampai pada suatu ketika Abdullah wafat dalam usia 25 tahun saat diutus oleh ayah beliau membeli cadangan makanan.di Syam. Saat itu Muhammad SAW masih dalam kandungan ibunya.
Abdullah
Itu adalah kisah Abdullah, ayah Muhammad SAW. Sisi lain yang menarik untuk dijadikan sebagai bahan renungan adalah nama ayah Muhammad SAW, Abdullah. Kata Abdullah sendiri secara sederhana bermakna Abdi Allah.
Abdi adalah orang bawahan, pelayan, hamba (Kamus Besar bahasa Indonesia :2003). Artinya, seseorang disebut abdi jika dia berperan sebagai bawahan atau pelayan dan juga hamba. Tugas seorang bawahan adalah melayani majikan atau tuannya. Dan dia berada dalam kekuasaan penuh tuannya.
Seorang abdi tidak punya kuasa meskipun hanya sedikit atas segala hal termasuk atas dirinya sekalipun. Hidup dan seluruh aktifitas hidupnya adalah milik tuannya.
Pesannya jelas, dalam kata Abdi Allah (Abdullah), tuan atau penguasanya adalah Allah, sehingga seorang Abdi Allah akan mengabdikan dirinya secara total melayani segala perintah Allah serta tidak melanggar larangan Allah.
Aminah
Nama ibu Muhammad SAW adalah Aminah. Aminah atau amanah memiliki arti dapat dipercaya atau setia (Kamus Besar Bahasa Indonesia : 2003). Jadi, seseorang disebut amanah ketika dia dapat dipercaya dan setia kepada orang yang memberinya kepercayaan serta tidak memanfaatkan kepercayaan orang lain untuk keuntungan dirinya sendiri.
Dalam kehidupan modern ini, perilaku amanah merupakan barang langka. Manusia cenderung mencari keuntungan untuk dirinya sendiri dan mengabaikan amanah hidup di dunia yang dianugerahkan oleh Allah.
Amanah hidup, apa itu?
Pertama mengabdi kepada Allah dengan cara menjalankan segala ketentuan dari-Nya (QS. Adz-Dzariyat :56)
Kedua, menurunkan keturunan yang memberikan manfaat positif bagi kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi.
Ketiga, memayu hayuning bawana atau berusaha sekuat tenaga untuk mempercantik wajah dunia tempat tinggal kita secara fisik dan non fisik.
Lahirnya Muhammad SAW
Kelahiran fisik Muhammad SAW yang selalu diperingati secara rutin oleh umat Islam setiap tahun hendaknya dijadikan sebagai satu sarana refleksi bahwa kesuksesan itu adalah “kristalisasi keringat”, buah dari kerja keras. Maulid Nabi Muhammad SAW jangan dipakai sebagai ajang menghamburkan uang dan materi lainnya.
Kita harus bisa mengambil pelajaran dari Firman-Nya dalam surat Al Mu’minuun : 115 yang menyebutkan “Apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu sia-sia tanpa hikmah dan tanggung jawab? Dan bahwa kamu semuanya tidak dikembalikan kepada Kami?” Allah menyampaikan pesan bahwasanya tidak ada ciptaan-Nya yang sia-sia dan tanpa hikmah, seremeh dan serendah apapun pandangan manusia terhadap ciptaan itu. Dan itu berlaku universal, termasuk terhadap nama orang tua Muhammad SAW.
Bila dicermati lebih dalam, kita akan menemukan sebuah pesan mulia dari gabungan nama kedua orang tua Muhammad SAW. Bukan sebuah kebetulan nama beliau berdua adalah Abdullah dan Aminah. Sebab dengan nama itu, secara tersirat Allah telah “membocorkan” rahasia-Nya kepada kita untuk selalu menjadi Abdullah dan senantiasa menjaga Amanah (aminah) agar jalan terang penuh keselamatan terbentang di hadapan kita.

Wallahua’lam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar